Peran Mahasiswa HTNI dalam Menjaga Nalar Kritis dan Etika Berpendapat di Era Digital

Di era digital yang serba cepat dan terbuka ini, ruang publik tidak lagi terbatas pada forum-forum formal seperti seminar atau diskusi kampus. Media sosial telah menjadi arena baru bagi mahasiswa untuk menyuarakan pandangan, mengkritik kebijakan, dan membagikan gagasan tentang isu-isu kebangsaan maupun keislaman. Mahasiswa Hukum Tata Negara Islam (HTNI), sebagai calon intelektual yang kelak berperan dalam bidang hukum dan pemerintahan, memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga agar nalar kritis tidak berubah menjadi caci maki, dan kebebasan berpendapat tetap berlandaskan etika serta nilai-nilai keislaman.

Nalar kritis bukan berarti menolak semua otoritas, melainkan kemampuan untuk menimbang dan menilai kebijakan atau fenomena dengan berpijak pada argumentasi ilmiah dan akhlak mulia. Dalam tradisi Islam, perdebatan dan perbedaan pandangan adalah hal yang lumrah, selama dilakukan dengan adab dan tujuan mencari kebenaran. Mahasiswa HTNI seharusnya menjadi teladan dalam membangun budaya diskusi yang sehat, dengan mengedepankan dalil, data, dan logika hukum yang kuat, bukan sekadar mengikuti arus opini yang viral.

Namun di sisi lain, etika berpendapat menjadi aspek penting yang tak boleh diabaikan. Islam mengajarkan keseimbangan antara kebebasan berbicara dan tanggung jawab moral. Kritik yang disampaikan tanpa etika justru dapat menimbulkan fitnah dan menurunkan martabat keilmuan. Mahasiswa HTNI harus mampu menunjukkan bahwa kebebasan berekspresi dalam Islam bukan berarti bebas tanpa batas, melainkan bebas untuk menegakkan kebenaran dengan cara yang beradab.

Oleh karena itu, di tengah derasnya arus informasi digital, mahasiswa HTNI dituntut untuk tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara etika. Keaktifan di dunia maya harus diarahkan untuk memperkuat budaya berpikir kritis, membangun dialog konstruktif, dan menebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dengan demikian, suara mahasiswa HTNI tidak hanya terdengar lantang, tetapi juga membawa cahaya pencerahan bagi masyarakat.

CATATAN PENTING
Tulisan diatas adalah hasil generative AI. Bukan tulisan sebenarnya dari sivitas.
ini dibuat untuk kebutuhan dummy website.

Scroll to Top